Nasa mengatakan bahwa ada kehidupan ekstraterestrial di Mars.Dunia dimana kadal,tikus,putri duyung hingga patung mirip Barack Obama seperti muncul di permukaan planet merah ini.
Apakah ini hanya soal imajinatif dan kebetulan saja??? Ini jawaban yang ada Di AL-Qur'an
Sebagian besar terjemah Al-Qur’an menerjemahkan kata “dabbah” sebagai hewan atau makhluk melata. Sehingga bayangan kita adalah sejenis kadal atau serangga. Padahal dabbah itu bersifat umum, yaitu makhluk hidup yang memiliki bayang-bayang. Dari pengertian ini saja kita tahu bahwa dabbah itu bukanlah makhluk ghaib sebangsa jin atau malaikat, melainkan makhluk kasar karena hanya makhluk kasar sajalah yang memiliki bayang-bayang.
Dalam ayat Al-Qur’an dikatakan bahwa Allah menyebarkan dabbah ini di langit dan dibumi.
“Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan dabbah (makhluk hidup) Yang Dia sebarkan pada keduanya (langit dan bumi). Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya” (Q.S. Asy-Syuura [42] : 29)
Perhatikanlah bahwa Allah menyebarkan “dabbah” pada langit dan bumi. Orang pada jaman dulu yang belum bisa memahami kemungkinan adanya kehidupan di planet lain akan memahami ayat ini bahwa yang dimaksud adalah burung-burung yang terbang di langit. Artinya pengertian langit di sini dibatasi langit bumi (atmosfer). Namun siapa yang membatasi maksud “as-samawaat” itu adalah atmosfer bumi??
Perhatikanlah bahwa pada samawaat itu terdapat juga malaikat, maka tidak mungkin malaikat itu berdiam di atmosfer bumi melainkan di langit atas sana.
Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit di bumi dari para dabbah (makhluk hidup) dan (juga) para ma]aikat, sedang mereka tidak menyombongkan diri” (Q.S. An-Nahl [16] : 49)
Al Qurthubi menyebutkan pendapat Mujahid terhadap makna dari “dan dabbah yang Dia sebarkan pada keduanya” adalah malaikat dan manusia. Artinya dabbah yang di langit itu adalah malaikat, sedangkan dabbah yang di bumi itu manusia. Hal ini sesuai dengan Q.S. An-Nahl di atas.
Ada pula ulama yang menafikkan arti kata “pada keduanya” Abu ‘Ali berkata : maksudnya adalah “dari salah satu dari keduanya”. (al Jami’ li Ahkamil Qur’an juz XVI hal 350) Sayyid Qutb mengatakan bahwa maksud dari “dan dabbah yang Dia sebarkan pada keduanya”… bahwa kehidupan hanyalah di bumi ini saja—tinggalkanlah olehmu prasangka bahwa di langit terdapat kehidupan yang lain yang kita tidak mengetahuinya”. Pendapat ini jelas tidak tepat karena jelas Al-Qur’an menyatakan menyebarkan pada keduanya. Dan keduanya itu bukanlah salah satu saja.
Adalah dimaklumi jika pendapat para ulama itu mengingkari adanya kehidupan di planet lain karena teknologi dan wawasan mereka belum sampai ke situ. Bahkan seandainya ditanya pada mereka apakah manusia bisa ke bulan pun mereka pasti akan mengingkarinya. Karena para ulama tidak suka berandai-andai dan cenderung membatasi fikiran yang bersifat spekulatif.
Persoalannya lainnya adalah pada kata “samawaat”. Kata ini menunjuk langit secara umum atau lebih tepatnya alam semesta. Langit yang berarti segala sesuatu yang berada di atas bumi; maka awan, bulan, bintang matahari termasuk bagian dari as samaa’. Misalnya pada firman Allah Ta’ala : “dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit (As Samaa)” Q.S. Albaqarah. [2] : 22; As Samaa’ di ayat ini berarti mendung, karena lafadz As Samaa’ adalah bentuk masdar dari سَمَا يَسْمُوْ yang artinya tinggi. Maka as- Sama’ dapat berarti semua yang lebih tinggi.
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan komet-komet.” (Q.S. Al-Mulk : 5).
Maka langit yang ada bintang bintang ini jelaslah artinya langit alam semesta bukan hanya langit bumi (atmosfer) saja. Maka kalimat pada Q.S. Asy-Syuuara ayat 29 di atas bisa kita pahami bahwa Allah menyebarkan dabbah ke seluruh alam semesta selain yang ada di bumi juga. Dengan adanya isyarat ini, sebenarnya 14 abad yang lalu Al-Qur’an telah berbicara mengenai kemungkinan adanya kehidupan di planet lain. Belum tentu makhuk hidup di planet lain itu seperti alien yang aneh-aneh, karena itu hanya ada di film-film saja. Makhuk hidup di planet lain itu mungkin kurang lebih sama dengan yang ada di bumi.
Kalaupun memang di planet itu tidak ada makhluk hidup lain maka yang jelas kita berfikir pada hal-hal yang sementara ini disepakati saja yaitu sebagai berikut :
- Ayat Qur’an menyatakan dan sains juga membuktikan kehidupan bermula dari air. Sedangkan di alam semesta ini terdapat beberapa planet yang mengandung air atau minimal berupa es seperti planet Mars. Mungkin suatu saat nanti akan ditemukan lebih banyak lagi planet yang seperti ini. Jika ada air pasti bisa muncul kehidupan.
- Al-Qur’an menyatakan manusia bisa mengarungi alam semesta. Dan faktanya teknologi manusia memang telah mendarat di bulan, sedangkan pesawat luar angkasa tak berawak telah mampu mencapai saturnus.
Maka Kalaupun bukan di planet itu sendiri yang ada dabbah (makhluk), maka manusialah yang akan mendatangi planet yang kondisinya memungkinkan untuk hidup dan manusia akan hidup di sana. Akhirnya waktulah yang akan membuktikan benar tidaknya hal ini. [yherdiansyah/islampos]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar